Kamis, 22 September 2016

CERITA LAMA 1 : Imam Samudra Siap Bertarung Dengan Regu Tembak

Imam Samudra dan Achmad Michdan


CILACAP-Imam Samudra,satu dari tiga terpidana mati kasus bom Bali I menyatakan akan memberi perlawanan jika regu tembak jadi mengeksekusi dirinya. Perlawanan yang menurut dia bakal dilakukan hingga titik darahn terakhir itu dilakukan untuk membuktikan bahwa dirinya bukan orang yang gampang menyerah.






” Saya akan melawan dengan apa yang saya punya. Saya tidak akan diam saja ketika tangan saya hendak diborgol atau ditembak. Saya tidak akan menyerah begitu saja. Saya tidak mau seperti kambing congek. Saya akan melawan hingga saya tidak bisa melawan. Dan jika saya mati, mati saya adalah mati syahid,” ujar Imam Samudra saat saya temui di Lapas Batu Nusakambangan , Cilacap, Rabu 23 Januari lalu .




Dia menambahkan , mati Syahid merupakan impiannya sejak berumur 17 tahun. Malah, kata Imam, kala itu dirinya sangat berharap sudah syahid di umur 25 tahun. ” Tapi Allah punya rencana lain untuk saya. Buktinya sampai sekarang saya masih hidup,” lanjutnya datar.




Sedangkan Mukhlas menegaskan dirinya tetap berharap bakal dieksekusi dengan cara Islami. Dia ingin mati dipancung. Cara itu menurutnya adalah salah satu cara untuk memberi tahu para mujahidin bahwa dirinya sama sekali tidak takut menghadapi kematian.




” Sesuai hukum Islam , saya ingin mati dengan cara dipancung,” ujarnya. Dia meyakini , kematian dirinya dengan cara dipanggal itu merupakan salah satu cara untuk menuju surga atau mati syahid.Sebab, kematian atas dirinya itu merupakan akibat dari aksi membela kaum muslim yang tertindas.” Saya berjihad di jalan Allah, kalau saya mati ,saya ingin mati Syahid,” imbuhnya.




Di lain pihak , Amrozi kemarin terlihat lebih santai. Dia tidak terlihat menggebu-gebu seperti dua rekannya . Ditanya mengenai apa yang bakal ia lakukan terkait dengan hukuman mati yang mengarah padanya, Amrozi mengatakan tidak memikirkan itu. Setengah bercanda , dia mengatakan hal yang ia pikirkan terkadang malah tidak terjadi.




”Saya nggak mau memikirkan itu , belum terpikirkan apa-apa . Yang jelas, di mana pun dan kapan pun saya ingin Mati Syahid. Tidak lebih. Saya juga mau kematian saya itu tidak dikenang. Tapi,terserah kalau ada yang mau ngenang,”ujar diiringi senyum lebar.




Dalam kesempatan yang sama, saya jelas melihat ketiga terpidana mati kasus bom bali itu sangat siap jika memang nantinya harus berhadapan dengan regu tembak.Tak setitikpun rona kawatir wajah pria-pria ini.




” Alhamdulilah,itu merupakan anugerah Allah.Di sini kami bisa meningkatkan ibadah. Makanya kami terlihat cerah dan tetap tersenyum. Tidak ada lain , Allah yang menjadikan kami seperti ini, ” imbuh Muhklas.




Terpisah , kuasa hukum ketiga terpidana,H Achmad Michdan mengatakan akan terus berjuang untuk membela kliennya. Upaya terbaru adalah mengajukan Peninjaun Kembali perkara itu. Dalihnya, upaya pengajuan PK sebelumhya tidak mendapat respon sebagaiman mestinya.” Hari ini kami datng sekalian mencari surat kuasa baru. Kami mau ajukan PK. PK yang kami ajukan dulu tidak direspon. Malah majelis hakim memberinya putusan PK tersebut melalui selembar surat hasil fotokopi.Ini kan aneh. Bagaimana putusan PK bisa keluar kalau sidangnya saja tidak digelar,”,”tandasnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar