Pantai
Sembukan, Gerbang - 13 Kerajaan Laut Selatan
Sama seperti bagian lain pesisir Samudera Indonesia,
pantai di Paranggupito juga lekat dengan mitos atau legenda kerajaan lelembut
di Laut Selatan. Di antara pantai-pantai di Paranggupito, Pantai Sembukan diyakini
memiliki hubungan paling erat dengan legenda tersebut. Buktinya, pantai berupa
teluk kecil berpasir putih dan diapit gugusan karang di Dusun Sembukan, Desa
Paranggupito ini sejak puluhan, bahkan mungkin ratusan tahun lalu, dipilih
sebagai lokasi beragam ritual terkait legenda itu.
Dulu, ritual biasanya dipimpin bangsawan Keraton
Kasunanan Surakarta Hadiningrat dengan melibatkan masyarakat setempat, tokoh
spiritual dan Pemkab Wonogiri. Terutama ritual paling kolosal yakni Labuhan Agung
atau >Tetedakan< yang digelar setahun sekali di Bulan Sura (Muharam). Labuhan
Agung adalah upacara penghanyutan beragam jenis sesaji seperti kepala
sapi/kerbau dan aneka hasil panen ke tengah laut. Sesaji itu merupakan wujud
rasa syukur warga atas rezeki yang telah diterima selama setahun.
Kemudian, belasan tahun lalu, hajat tersebut diserahkan
sepenuhnya kepada Pemkab Wonogiri dan dijadikan agenda wisata. Tapi, akhir
tahun 2010 lalu, iklim politik membuat ritual budaya yang menarik minat ratusan
bahkan ribuan wisatawan lokal itu nyaris dihapus dengan alasan menyembah selain
Tuhan. Setelah sempat menjadi perdebatan, hajat budaya itu tetap boleh digelar
di Pantai Sembukan. Hanya saja, pelaksanaannya diserahkan pada pemerintah desa.
Imbasnya, Labuhan Agung yang tak lagi dihadiri para pejabat Pemkab Wonogiri itu
kian hilang gaungnya.
Selain Labuhan Agung, ada banyak ritual dengan beragam
tujuan yang dihelat para peziarah dari berbagai kota. Kegiatan itu tak hanya
digelar di pantai dan lautnya saja. Tapi juga di pendapa yang dibangun sebagai
pembatas antara halaman parkir di ujung jalan masuk utama ke Pantai Sembukan dan
anak tangga menuju pasir pantai. Pendapa itu diyakini merupakan salah satu
titik berkekuatan magis di area tersebut.
Di belakang pendapa sebelah timur, tumbuh sebatang pohon
Ketapang yang berusia ratusan tahun. Pohon berdaun lebar tersebut diyakini
menjadi rumah salah satu makhluk astral di Sembukan. Terkait dengan penunggu
pohon itu, ada satu pantangan yang haram dilanggar. Yakni tidur dengan kaki
mengarah ke pohon tersebut.
Jika dilanggar,
penghuni ghaib pohon itu marah karena merasa tidak dihormati. Dia akan
menghukum dengan memindah peziarah yang
melanggar pantangan secara ghaib. Konon, sudah beberapa peziarah kena
tulah karena melanggar pantangan itu. Mereka yang semula tidur di pendapa
tiba-tiba terbangun di atas pasir laut, di tengah sungai kecil yang menuju laut
dan di tengah rumpun pandan laut.
Tak hanya pantai, pendapa dan pohon tua itu saja yang
diyakini memiliki kekuatan mistis di Pantai Sembukan sehingga dijadikan lokasi
ritual tertentu. Kekuatan magis itu juga dipercaya ada di tiga puncak gunung
tertinggi di sekitar Pantai Sembukan.
Pertama adalah Gunung Buthak, petilasan Raden Mas Said/Mangkunegara
I yang kini dijadikan Padepokan Tri Sila Weda. Kedua adalah Gunung Putri yang puncaknya
menjadi tempat pembangunan masjid dan diyakini menyimpan aura Mahkota Prabu
Brawijawa V/Raja Majapahit terakhir sebelum moksa di Gunung Lawu. Dan ketiga
adalah Paseban Gunung Pathuk Ngasem yang tepat berada di seberang Pantai
Sembukan.
Keberadaan tiga puncak gunung ini juga menjadi dasar keyakinan
bahwa Pantai Sembukan adalah gerbang ke 13 menuju Kerajaan Laut Selatan di mana
Kanjeng Ratu Kidul bertahta. Angka 13 ini bukan sekedar bilangan urutan. Tapi,
merupakan penyatuan antara unsur-unsur magis di Sembukan. Angka satu (1) melambangkan
jalan utama menuju Pantai Sembukan. Sedangkan angka tiga melambangkan tiga
puncak gunung utama di Pantai Sembukan. Baik jalan dan gunung itu sama-sama
dipercaya memiliki kekuatan supranatural yang terkait dengan keberadaan pintu
gerbang ke Kerajaan Laut Selatan.
Jika dihubungkan
dengan garis imajiner, jalan dan tiga puncak gunung itu akan membentuk anak
panah yang menujuk laut selatan. Jalan memanjang menjadi batang panahnya.
Sedangkan Gunung Buthak, Gunung Putri dan Pathuk Ngasem menjadi mata panahnya.
Paseban Pathuk Ngasem menjadi bagian di titik teruncing mata panah imajiner
itu. Itu pula yang menguatkan keyakinan para pelaku supranatural bahwa Pathuk
Ngasem memiliki aura magis terkuat di Pantai Sembukan. >Wallahualam
bissawab<.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar