Selasa, 27 September 2016

Pantai Sembukan, Gerbang - 13 Kerajaan Laut Selatan

Pantai Sembukan, Gerbang - 13 Kerajaan Laut Selatan

Sama seperti bagian lain pesisir Samudera Indonesia, pantai di Paranggupito juga lekat dengan mitos atau legenda kerajaan lelembut di Laut Selatan. Di antara pantai-pantai di Paranggupito, Pantai Sembukan diyakini memiliki hubungan paling erat dengan legenda tersebut. Buktinya, pantai berupa teluk kecil berpasir putih dan diapit gugusan karang di Dusun Sembukan, Desa Paranggupito ini sejak puluhan, bahkan mungkin ratusan tahun lalu, dipilih sebagai lokasi beragam ritual terkait legenda itu.
Dulu, ritual biasanya dipimpin bangsawan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dengan melibatkan masyarakat setempat, tokoh spiritual dan Pemkab Wonogiri. Terutama ritual paling kolosal yakni Labuhan Agung atau >Tetedakan< yang digelar setahun sekali di Bulan Sura (Muharam). Labuhan Agung adalah upacara penghanyutan beragam jenis sesaji seperti kepala sapi/kerbau dan aneka hasil panen ke tengah laut. Sesaji itu merupakan wujud rasa syukur warga atas rezeki yang telah diterima selama setahun.
Kemudian, belasan tahun lalu, hajat tersebut diserahkan sepenuhnya kepada Pemkab Wonogiri dan dijadikan agenda wisata. Tapi, akhir tahun 2010 lalu, iklim politik membuat ritual budaya yang menarik minat ratusan bahkan ribuan wisatawan lokal itu nyaris dihapus dengan alasan menyembah selain Tuhan. Setelah sempat menjadi perdebatan, hajat budaya itu tetap boleh digelar di Pantai Sembukan. Hanya saja, pelaksanaannya diserahkan pada pemerintah desa. Imbasnya, Labuhan Agung yang tak lagi dihadiri para pejabat Pemkab Wonogiri itu kian hilang gaungnya.
Selain Labuhan Agung, ada banyak ritual dengan beragam tujuan yang dihelat para peziarah dari berbagai kota. Kegiatan itu tak hanya digelar di pantai dan lautnya saja. Tapi juga di pendapa yang dibangun sebagai pembatas antara halaman parkir di ujung jalan masuk utama ke Pantai Sembukan dan anak tangga menuju pasir pantai. Pendapa itu diyakini merupakan salah satu titik berkekuatan magis di area tersebut.
Di belakang pendapa sebelah timur, tumbuh sebatang pohon Ketapang yang berusia ratusan tahun. Pohon berdaun lebar tersebut diyakini menjadi rumah salah satu makhluk astral di Sembukan. Terkait dengan penunggu pohon itu, ada satu pantangan yang haram dilanggar. Yakni tidur dengan kaki mengarah ke pohon tersebut.
 Jika dilanggar, penghuni ghaib pohon itu marah karena merasa tidak dihormati. Dia akan menghukum dengan memindah peziarah yang  melanggar pantangan secara ghaib. Konon, sudah beberapa peziarah kena tulah karena melanggar pantangan itu. Mereka yang semula tidur di pendapa tiba-tiba terbangun di atas pasir laut, di tengah sungai kecil yang menuju laut dan di tengah rumpun pandan laut.
Tak hanya pantai, pendapa dan pohon tua itu saja yang diyakini memiliki kekuatan mistis di Pantai Sembukan sehingga dijadikan lokasi ritual tertentu. Kekuatan magis itu juga dipercaya ada di tiga puncak gunung tertinggi di sekitar Pantai Sembukan.
Pertama adalah Gunung Buthak, petilasan Raden Mas Said/Mangkunegara I yang kini dijadikan Padepokan Tri Sila Weda. Kedua adalah Gunung Putri yang puncaknya menjadi tempat pembangunan masjid dan diyakini menyimpan aura Mahkota Prabu Brawijawa V/Raja Majapahit terakhir sebelum moksa di Gunung Lawu. Dan ketiga adalah Paseban Gunung Pathuk Ngasem yang tepat berada di seberang Pantai Sembukan.  
Keberadaan tiga puncak gunung ini juga menjadi dasar keyakinan bahwa Pantai Sembukan adalah gerbang ke 13 menuju Kerajaan Laut Selatan di mana Kanjeng Ratu Kidul bertahta. Angka 13 ini bukan sekedar bilangan urutan. Tapi, merupakan penyatuan antara unsur-unsur magis di Sembukan. Angka satu (1) melambangkan jalan utama menuju Pantai Sembukan. Sedangkan angka tiga melambangkan tiga puncak gunung utama di Pantai Sembukan. Baik jalan dan gunung itu sama-sama dipercaya memiliki kekuatan supranatural yang terkait dengan keberadaan pintu gerbang ke Kerajaan Laut Selatan.
 Jika dihubungkan dengan garis imajiner, jalan dan tiga puncak gunung itu akan membentuk anak panah yang menujuk laut selatan. Jalan memanjang menjadi batang panahnya. Sedangkan Gunung Buthak, Gunung Putri dan Pathuk Ngasem menjadi mata panahnya. Paseban Pathuk Ngasem menjadi bagian di titik teruncing mata panah imajiner itu. Itu pula yang menguatkan keyakinan para pelaku supranatural bahwa Pathuk Ngasem memiliki aura magis terkuat di Pantai Sembukan. >Wallahualam bissawab<.....    



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar