Rabu, 28 September 2016

Museum Karst Dunia Pracimantoro





Museum Karst Dunia

Desa Gebangharjo, Kecamatan Pracimantoro

Museum Karst Dunia (MKD) dibangun untuk melengkapi pengetahuan tentang karst di Indonesi, terutama di kawasan Pegunungan Sewu. Ide awalnya muncul dalam Lokakarya Nasional Pengelolaan Karst di Wonogiri yang diprakarsai oleh Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM). Sampai sekarang museum tiga lantai yang dibangun di tengah lembah di antara perbukitan kapur ini dikelola oleh Museum Geologi Bandung, sebuah lembaga di bawah otoritas Kementerian ESDM.

Dibanding museum sejenis di Indonesia, MKD di Gebangharjo adalah yang terbesar dan terlengkap, bahkan dianggap sebagai yang terbaik di Asia Tenggara. Di dalamnya tergambar secara jelas dan rinci mengenai semua kondisi karst di seluruh Indonesia. Sementara, museum lainnya hanya memberikan paparan mengenai karst di sekitarnya. Kelengkapan fasilitas dan pemaparan itu karena memang museum dengan gedung yang artistik modern ini dirancang sebagai salah satu destinasi wisata edukatif penting di Indonesia. 

Di MKD, kondisi karst di berbagai wilayah di Indonesia dilukiskan secara gamblang dalam beragam media visual. Mulai dari foto, video, relief hingga diorama. Selain itu juga masih dilengkapi dengan artefak-artefak batuan dari berbagai zaman. Juga terdapat penggambaran kehidupan manusia purba dalam bentuk patung-patung dalam ukuran yang sebenarnya.

Kondisi karst tidak hanya bisa dilihat di dalam museum yang berada tak jauh dari pusat kota Kecamatan Pracimantoro ini. Bentuk nyata karst juga bisa dilihat di bukit-bukit di sekitar museum yang merupakan hamparan bukit kapur, sejumlah gua dan sungai terbuka yang mengalir ke dalam sungai bawah tanah. 

Gua di sekitar MKD itu di antaranya adalah Gua Tembus, Gua Mrica, Gua Sodong, Gua Potro, Gua Sapen, Gua Gilap dan Gua Sonyaruri. Jarak antara satu gua ke gua lainnya tak lebih dari 500 meter. Ada jalan beton dan aspal yang menghubungkan gua-gua tersebut. Sebagai pelengkap, Pemerintah juga menambah daya tarik dengan membangun beberapa fasilitas. Di antaranya adalah masjid, pura dan penginapan. Di sekitar museum juga terdapat deretan warung yang menjajakan makanan lokal. 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar