Museum Karst Dunia
Desa
Gebangharjo, Kecamatan Pracimantoro
Museum
Karst Dunia (MKD)
dibangun untuk melengkapi pengetahuan tentang karst di Indonesi, terutama di kawasan Pegunungan
Sewu. Ide awalnya muncul dalam Lokakarya Nasional Pengelolaan Karst di Wonogiri yang diprakarsai oleh Kementerian Energi
Sumber Daya Mineral (ESDM). Sampai sekarang museum tiga lantai
yang dibangun di tengah lembah di antara perbukitan kapur ini dikelola oleh Museum
Geologi Bandung, sebuah lembaga di bawah otoritas Kementerian ESDM.
Dibanding museum sejenis di Indonesia, MKD
di Gebangharjo adalah yang terbesar dan terlengkap, bahkan
dianggap sebagai yang terbaik di Asia Tenggara. Di dalamnya tergambar secara
jelas dan rinci mengenai semua kondisi karst
di seluruh Indonesia. Sementara, museum lainnya hanya memberikan paparan
mengenai karst di sekitarnya. Kelengkapan fasilitas dan pemaparan itu karena memang
museum
dengan gedung yang artistik modern ini dirancang sebagai
salah satu destinasi wisata edukatif penting di Indonesia.
Di MKD, kondisi karst di berbagai wilayah di Indonesia dilukiskan secara gamblang
dalam beragam media visual. Mulai dari foto, video, relief
hingga diorama. Selain itu juga masih dilengkapi dengan
artefak-artefak batuan dari berbagai zaman. Juga terdapat penggambaran
kehidupan manusia purba dalam bentuk patung-patung dalam ukuran yang
sebenarnya.
Kondisi karst
tidak hanya bisa dilihat di dalam museum yang berada tak jauh dari pusat kota
Kecamatan Pracimantoro ini. Bentuk nyata karst
juga bisa dilihat di bukit-bukit di sekitar museum yang merupakan hamparan
bukit kapur, sejumlah gua dan sungai terbuka yang mengalir ke dalam sungai
bawah tanah.
Gua di sekitar MKD itu di antaranya adalah
Gua Tembus, Gua Mrica, Gua Sodong, Gua Potro, Gua Sapen, Gua Gilap dan Gua
Sonyaruri. Jarak antara satu gua ke gua lainnya tak lebih
dari 500 meter. Ada jalan beton dan aspal yang menghubungkan gua-gua tersebut.
Sebagai pelengkap, Pemerintah juga menambah daya tarik
dengan membangun beberapa fasilitas. Di antaranya adalah masjid, pura dan penginapan. Di sekitar museum juga terdapat deretan
warung yang menjajakan makanan lokal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar