Sunset
dilihat dari Gunung Nglojok, Paranggupito
|
Dearl All....
Mulai hari ini hingga beberapa hari ke depan,
saya akan berbagi keindahan-keindahan di pesisir selatan Kabupaten Wonogiri.
Sejatinya, apa yang akan bagikan ini adalah isi dari sebuah buku foto sederhana yang
saya buat bersama team saya akhir tahun 2015 lalu. Team kecil yang saya pimpin
itu terdiri dari Arif Budiman (Fotografer perusahaan di mana saya bekerja saya
yakni Jawa Pos Radar Solo), Aji Purna (Fotografer Freelance asal Baturetno,
Wonogiri) serta staf di Bagian Humas Setda Kabupaten Wonogiri yang terdiri dari
Bintoro, Sutrisno dan Rima Wahyuni.
Saya bersama team tersebut melakukan
penelusuran sepanjang pesisir pantai selatan Wonogiri. Mulai dari perbatasan
antara Wonogiri dengan Jogjakarta di sebelah barat hingga perbatasan antara
Wonogiri dengan Jawa Timur di sebalah timur. Selama ekspedisi yang berlangsung
beberapa hari, kami juga didampingi team dari Kecamatan Paranggupito dan pemerintah
desa setempat. Hasil ekspedisi tersebut kami bukukan dan kami beri judul
EKSOTIKA TEPI BENUA : Melihat Wonogiri Dari Sudut Pandang Yang Berbeda.
Buku tersebut sangat sederhana dan bukan untuk
diperjualbelikan. Tapi hanya untuk diedarkan di kalangan terbatas. Di antaranya
ke biro perjalanan/wisata, perhotelan, kantor pemerintah dan sekolahan. Tujuan
dari pembuatan buku itu adalah untuk mengenalkan dan membuka wawasan bahwa di
Wonogiri selatan banyak sekali keindahan yang layak dinikmati. Kami berharap
rekaman lensa dan cerita ini bisa menjadi sarana untuk melihat Wonogiri selatan
dari sudut pandang yang berbeda dari yang selama ini ada.
Selama ini, Kecamatan Paranggupito dan
Pracimantoro lebih dikenal sebagai wilayah langganan bencana kekeringan pada
setiap musim kemarau. Tak terlalu banyak kisah tentang kelebihan dua wilayah di
bagian selatan Kabupaten Wonogiri tersebut. Padahal, Kecamatan Parangupito yang
luasnya 64,75 kilometer persegi dan Kecamatan Pracimantoro yang luasnya
mencapai 142,14 kilometer persegi itu menyimpan potensi yang bisa dikembangkan
hingga mampu mengubur stigma sebagai wilayah minus di Wonogiri.
Potensi yang secara nyata ada di dua kecamatan
di antara hamparan pegunungan kapur Gunung Sewu itu adalah beragamnya keindahan
alam dan kehidupan sosial budaya warganya. Sejauh ini, baru sebagian kecil dari
keindahan-keindahan itu yang digarap untuk dijadikan daerah tujuan wisata.
Celakanya, penggarapan itu hanya ala kadarnya saja. Sehingga tak banyak
sumbangsih yang muncul dari keindahan itu untuk masyarakat di sekitarnya.
Ada dua bagian utama yang kami sajikan dalam
karya kecil ini. Bagian pertama adalah keindahan di sepanjang garis pantai
Samudera Indonesia di Kecamatan Parangupito yang merupakan salah satu wilayah
paling selatan Benua Asia dan desa-desa di sekitarnya. Sedang bagian kedua
adalah sebagian keindahan di perut bumi di Kecamatan Pracimantoro. Selain
keindahan alam, kami juga merekam keberagaman kehidupan sosial budaya warga di
wilayah tersebut.
Kami berharap catatan kecil ini bisa
memberikan manfaat. Setidaknya, bisa memberikan sedikit pemahaman bahwa
Wonogiri selatan adalah Penyempurna Kilauan Zamrud Khatulistiwa.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar