Jumat, 23 September 2016

EKSOTIKA TEPI BENUA


Sunset dilihat dari Gunung Nglojok, Paranggupito


Dearl All....

Mulai hari ini hingga beberapa hari ke depan, saya akan berbagi keindahan-keindahan di pesisir selatan Kabupaten Wonogiri. Sejatinya, apa yang akan bagikan ini adalah isi dari sebuah buku foto sederhana yang saya buat bersama team saya akhir tahun 2015 lalu. Team kecil yang saya pimpin itu terdiri dari Arif Budiman (Fotografer perusahaan di mana saya bekerja saya yakni Jawa Pos Radar Solo), Aji Purna (Fotografer Freelance asal Baturetno, Wonogiri) serta staf di Bagian Humas Setda Kabupaten Wonogiri yang terdiri dari Bintoro, Sutrisno dan Rima Wahyuni.   

Saya bersama team tersebut melakukan penelusuran sepanjang pesisir pantai selatan Wonogiri. Mulai dari perbatasan antara Wonogiri dengan Jogjakarta di sebelah barat hingga perbatasan antara Wonogiri dengan Jawa Timur di sebalah timur. Selama ekspedisi yang berlangsung beberapa hari, kami juga didampingi team dari Kecamatan Paranggupito dan pemerintah desa setempat. Hasil ekspedisi tersebut kami bukukan dan kami beri judul EKSOTIKA TEPI BENUA : Melihat Wonogiri Dari Sudut Pandang Yang Berbeda.








Buku tersebut sangat sederhana dan bukan untuk diperjualbelikan. Tapi hanya untuk diedarkan di kalangan terbatas. Di antaranya ke biro perjalanan/wisata, perhotelan, kantor pemerintah dan sekolahan. Tujuan dari pembuatan buku itu adalah untuk mengenalkan dan membuka wawasan bahwa di Wonogiri selatan banyak sekali keindahan yang layak dinikmati. Kami berharap rekaman lensa dan cerita ini bisa menjadi sarana untuk melihat Wonogiri selatan dari sudut pandang yang berbeda dari yang selama ini ada.
 
Selama ini, Kecamatan Paranggupito dan Pracimantoro lebih dikenal sebagai wilayah langganan bencana kekeringan pada setiap musim kemarau. Tak terlalu banyak kisah tentang kelebihan dua wilayah di bagian selatan Kabupaten Wonogiri tersebut. Padahal, Kecamatan Parangupito yang luasnya 64,75 kilometer persegi dan Kecamatan Pracimantoro yang luasnya mencapai 142,14 kilometer persegi itu menyimpan potensi yang bisa dikembangkan hingga mampu mengubur stigma sebagai wilayah minus di Wonogiri.

Potensi yang secara nyata ada di dua kecamatan di antara hamparan pegunungan kapur Gunung Sewu itu adalah beragamnya keindahan alam dan kehidupan sosial budaya warganya. Sejauh ini, baru sebagian kecil dari keindahan-keindahan itu yang digarap untuk dijadikan daerah tujuan wisata. Celakanya, penggarapan itu hanya ala kadarnya saja. Sehingga tak banyak sumbangsih yang muncul dari keindahan itu untuk masyarakat di sekitarnya.

Ada dua bagian utama yang kami sajikan dalam karya kecil ini. Bagian pertama adalah keindahan di sepanjang garis pantai Samudera Indonesia di Kecamatan Parangupito yang merupakan salah satu wilayah paling selatan Benua Asia dan desa-desa di sekitarnya. Sedang bagian kedua adalah sebagian keindahan di perut bumi di Kecamatan Pracimantoro. Selain keindahan alam, kami juga merekam keberagaman kehidupan sosial budaya warga di wilayah tersebut.

Kami berharap catatan kecil ini bisa memberikan manfaat. Setidaknya, bisa memberikan sedikit pemahaman bahwa Wonogiri selatan adalah Penyempurna Kilauan Zamrud Khatulistiwa.

.

    


Tidak ada komentar:

Posting Komentar